Pencopet
kena copet
Oleh
Intansari N.
Pengalaman unik dan lucu kadang memang menggelikan. Kalau
ingat, aku senyum-senyum sendiri. Begini, saat itu rabu sore. Lagi asyik
jalan-jalan di Atrium. Rencananya mau beli sepatu. Maklum, punyaku mulai jebol
dan ibu jariku kakiku dengan nakalnya mengintip-intip keluar.
Waktu
terasa menggelinding. Ketika ketemu sepatu seperti punya teman yang ia beli
disini, aku segera memutuskan untuk membayar.
Wajahku
pucat ketika sadar dompet tak ada dikantong. Kucari ditas, nggak ketemu juga.
Keringat dingin mengalir. Duit 50 ribu kemana? Sepuluh menit mengacak-acak isi
tas, nihil. Lalu, aku berikhtiar untuk mencari sepanjang lorong toko. Kali saja
dompetku jatuh, harapku. Bolak-balik tanpa hasil membuatku terpaksa menerima bahwa
kantong kecilku telah lenyap.
Tiba-tiba
aku baru sadar, tadi memang ada seorang laki-laki berjaket kulit, dengan wajah
angker duduk bersebelahan. Kupikir dia punya niat sama. Soalnya tiga toko
kumasuki dan dia ikutan, bahkan mencoba beberapa sepatu juga. Aku mulai curiga
bahwa dia yang mencopet harta terakhirku bulan ini.
Geram
juga. Tapi apa daya, duit toh sudah hilang, mau lapor satpam rasanya sia-sia.
Dia pasti sudah kabur. Dengan lemas kususuri lorong toko. Masih untung ada dua
lembar ribuan dikantong. Kalau tidak, bagaimana bisa sampai rumah?
Matahari
terik tak peduli dengan malapetaka yang menimpaku. Seperti juga orang-orang
disekeliling yang cuek bebek.
Harusnya
aku hati-hati. Gara-gara keasyikkan melihat sepatu, begini jadinya. Andai
kusimpan saja dikantong dalam tas, seandainya aku tahu rencana jahat laki-laki
itu. Bis 40 memutuskanku berandai-andai, bergegas aku melompat kedalam.
Kuedarkan
pandangan ke sekeliling, barangkali masih ada bangku nganggur. Penuh semua.
Sekonyong-konyong mataku melihat seseorang yang mirip si pencopet duduk
membelakangi. untuk memastikan, kucoba jarakku hanya satu meter dibelakangnya.
Ya, tepat, memang benar dia. Sementara degup jantungku mulai dahsyat. Kalau
tahu, aku ada didekatnya, barangkali dia akan melakukan hal-hal yang
mengerikan. Tidak ada keraguan, tindakannya pasti seseram wajahnya.
Kulihat
dia tunduk terkantuk-kantuk. Kuputar otak kencang-kencang, seperti biasa
isengku kumat, muncul ide gila-gilaan.
Bis
berdecit berhenti dihalte, penumpang turun lumayan banyak. Laki-laki seram itu
terbangun lalu kepalanya melongok-longok. Hatiku berdebar. Oh, dia ternyata
belum mau turun. Bagus, rencana harus terlaksana. Tekadku, meski setengah hidup
ketakutan, kesal membuatku berani mati. Wah, kayak berjuang 45 saja! Niatnya
sih berjibaku.
Kuambil
pinset dari tas pensil. Dan segera bergeser lebih dekat kearahnya. Karena bis
makin sesak, aku bisa menempel dikursi pencopet itu. Kulihat dompet tersayang
nyembul dikantong celana. Ukurannya kecil, bahan parasut, warna ungu dengan
peniti mungil terkait disudut atas. Yap, itu punyaku!
Keringat dingin makin membanjir.
Punggungku basah kuyup. Dengan tangan gemetar, pelan kudekatkan pinset dan
mulai menarik dompetku dari kantongnya. Laki-laki itu bergerak resah,
kepanasan. Untung tidak terbangun, tapi sempat membuat nafasku berhenti
sejenak.
Fuih,
akhirnya dapat juga kuambil dopet itu. Alat kedokteran ternyata tidak hanya
berguna untuk mengobati pasien, tepi juga untuk keadaan gawat darurat seperti
ini.
Aku
menghembuskankan nafas lega. Eh, tunggu dulu, baru separuh rencana terlaksana.
Kulihat ada satu dompet lagi dikantongnya. Keberanian yang makin kental
membuatku mengambil keputusan untuk mengambilnya. Wah, jadi pencopet juga nih,
kutarik punyanya, dengan lebih tenang dan mungkin mulai pengalaman. Geli juga
sebenarnya lho, kini aku yang jadi pencopet.
Aku
sadar resikonya berat. Kalau ketahuan penumpang lain, atau dia sendiri,
jangan-jangan mereka mengira aku pencopet beneran. Kan babak belur. Beruntung
rencan berjalan mulus. Segera aku turundari bis kota pada halte pertama yang
aku temui.
Untuk
menjaga segala kemugkinan, aku ganti bis. Rumah masih cukup jauh. Tak lama
kunaiki kendaraan 40 lain. Dua puluh menit kemudian aku tiba dirumah. Aku
bergegas masuk kamar, tak peduli adik-adik serta Mami keheranan melihatku cuek
seperti ini. Orang tuaku memang sangat memperhatikan aku.
Kukunci
kamar, setelah melemparkan sepatu butut
entah kemana, yah, kebiasaan yang tak pernah hilang dan selalu membuat Mami
mencak-mencak, kuambil dua dompet itu ditas lalu kubuka. Utuh. Aku bersyukur.
Kini dompet satu lagi, dan aku menghitung isinya, 200 ribu plus lima ratus lima
puluh rupiah. Kulihat foto KTP, tak salah lagi... si pencopet itu.
Mulailah
kusempurnakan rencana iseng. Segera kuambil kertas dan mengetik.
Kepada
Yth.: Tn. Warso
Bagaimana
rasanya kecopetan? Tidak enak bukan? Kalau Anda merasa tidak suka
kecopetan, orang lain pun sama jugaa. Kali ini masih untung pencopet dompet
Anda mau mengembalikan hasil copetan. Jika tidak, Anda akan kehilangan
uang. Mudah-mudahan ini membuat Anda kapok
Ttd.
KORBAN
KECOPETAN
|
Kukirim
surat dan wesel hari itu juga. Lega aku. Telah kulupakan peristiwa itu.
Seminggu kemudian seseorang tiba-tiba muncul dikampus dan segera kukenali. Si
pencopet. Tahu-tahu dia menyalami dan minta maaf. Aku bengong, tapi kemudian
bersyukur dia menyesali perbuatannya dan berjanji tidak menguangi lagi
Slots, Live Dealer and Table Games at Slots.lv - Casino Roll
BalasHapusSlots.lv is 호벳 a trusted online 바카라양방계산기 Casino that nextbet offers over 7000 Slots & Live Dealer games. Play over 4000+ 할리우드 배우 노출 Casino Games - Slots, Live Casino Poker, nextbet Roulette
Casino - JTM Hub
BalasHapusVisit the 공주 출장마사지 Jtm Casino, find games, get food & drink specials and have 구미 출장샵 a great time at a nearby hotel. Find more 김해 출장샵 here.Jtm 나주 출장샵 Sports Lounge at 동두천 출장샵 JCM's Hotel.